BENUA ANTARIKSA NEWS. COM – Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Mukomuko banyak yang berpenghasilan dari berkebun sawit. Bisa dikatakan menyoritas masyarakat Mukomuko memiliki kebun sawit. Sayangnya tahun ini alokasi pupuk subsidi untuk Kabupaten Mukomuko berkurang dari tahun sebelumnya.
Tidak menutup kemungkinan bakal terjadi kelangkaan atau sulitnya bagi petani mendapatkan pupuk subsidi. Ini disebabkan karena tidak ada lagi pupuk subsidi untuk sektor tanaman perkebunan.
“Alokasi pupuk subsidi tahun ini berkurang karena hanya tiga jenis tanaman pertanian di daerah ini yang mendapatkan pupuk subsidi. Yakni tanaman padi, jagung, dan cabai merah. Ini berdasarkan SK Bupati Mukomuko Nomor 100-694 Tahun 2022, tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian di Kabupaten Mukomuko,” ujar Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Elxandi Utria Dharma, saat dikonfirmasi, Minggu (12/2/2023).
Dikatakannya juga, Kabupaten Mukomuko tahun 2023 tidak lagi mendapatkan beberapa jenis pupuk subsidi, seperti pupuk jenis ZA dan SP36.
Tetapi ada penambahan alokasi pupuk subsidi jenis organik dari pemerintah.
“Alokasi pupuk subsidi tahun ini, yakni urea sebanyak 5.500.000 Kg, NPK 5.568.000 Kg, dan NPK formula 132.000 Kg. Sedangkan alokasi pupuk subsidi di tahun 2022, yakni urea sebanyak 6.266 ton, SP36 1.700 ton, ZA 760 ton, NPK 4.985 ton,” jelas Elxandi.
Sambung Elxandi, dari alokasi pupuk subsidi sebanyak itu, yang sudah diinput untuk pupuk jenis urea sebanyak 2.696.768 Kg, NPK 3.666.128 Kg, dan NPK formula 4.997 Kg.
Sementara pupuk subsidi yang sudah ditetapkan harga eceran tertinggi yakni pupuk urea sebesar Rp 2.250 per Kg, NPK Rp 2.300 per Kg dan NPK formula Rp 3.300 per Kg.
“Agar tidak ada pengecer resmi yang menjual pupuk subsidi di atas HET. Kita akan melakukan pengawasan bersama aparat penegak hukum,” pungkas Elxandi. (Red)