Sukses Selenggarakan Pilkada di Tengah Konflik “Gejolak Api”
Oleh: M. Basir, S.IKom
Mungkin banyak yang belum tau atau sudah lupa dengan nama almarhum Ir. H. Gafrie Zainudin. Ditulisan ini saya berusaha untuk mengupas kilas balik sosok almarhum Ir. Gafrie Zainudin yang merupakan suami dari Hj. Hilda Meilianty Gafrie. Sosok ini hadir di Kapuang Sati Ratau Batuah pada tahun 2005 dengan jabatan sebagai Caretaker Bupati Mukomuko.
Beliau hadir disaat kondisi Kabupaten Mukomuko masih panas dengan konflik “gejolak api” soal polemik letak Ibu Kota Kabupaten Mukomuko. Saat itu saudara dan sanak famili kita Mukomuko Selatan juga menginginkan letak Ibu Kota Kabupaten Mukomuko di Ipuh. Sehingga terjadi selisih pendapat yang namun pada akhirnya kembali bersatu, saling rangkul dan bergandengan tanga hingga rukun kembali seperti saat ini.
Awal pemekaran Kabupaten Mukomuko, 2003 daerah ini dipimpin oleh Penjabat Bupati yaitu Amandeka Amir, S.Sos. Dimasa kepemimpinan beliau, Kabupaten Mukomuko yang baru lahir menunjukkan progres birokrasi yang sangat baik. Namun Amandeka harus melepaskan jabatannya itu, karena ingin menjadi kontestan Pilkada 2005 Kabupaten Mukomuko. Ketika masa transisi inilah masuk Ir. Gafrie Zainudin sebagai Caretaker Bupati Mukomuko.
Kala itu Gafrie Zainudin memang ditugaskan untuk menyukseskan Pilkada 2005. Yang kala itu kontestannya yaitu Amandeka Amir berpasangan dengan Jawoto. Rivalnya saat itu Ichwan Yunus berpasangan dengan Supardji. Kendati hanya menjabat sebagai Caretaker bupati selama 5 bulan, namun Gafrie Zainudin membuktikan dia mampu menyelenggarakan Pilkada 2005 dengan sukses, aman dan lancar.
Pemenang Pilkada 2005 tersebut pasangan Ichwan Yunus-Supardji. Hebatnya, disaat tahapan Pilkada 2005, Gafrie menunjukkan sikap yang cukup tegas. Ia merombak dan merotasi hampir semua camat di Kabupaten Mukomuko. Apa tujuannya? Ternyata ia bersikap seperti itu ingin memberi hak dan kesempatan yang sama kepada kontestan Pilkada.
Karena saat itu ia menilai posisi camat tidak bisa independen dalam Pilkada. Pasalnya camat yang sudah ada itu kesemuanya produk mutasi dari masa kepemimpinan Amandeka Amir yang kala itu menjadi kontestan Pilkada. Dikhawatirkannya tidak bisa bersikap netral. Sehingga diambilnya kebijakan merotasi hampir seluruh camat di Kabupaten Mukomuko kala itu.
“Seingat saya dan setau saya Almarhum juga mengupayakan pendekatan secara moral dengan saudara-saudara di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Mukomuko saat itu. Termasuk di Kecamatan Mukomuko Selatan kala itu walau kondisinya masih sedikit memanas. Ternyata ketika dikunjungi semua berjalan penuh dengan rasa kekeluargaan rukun dan damai,” kisah Hilda Meilianty saat diwawancara secara khusus oleh crew Media Benua Antariksa News kemarin.
Secara nyata, Sebagai tim penggerak PKK Kabupaten Mukomuko, Hilda Meilianty juga berperan aktif. Hampir setiap hari dirinya bersama ibu-ibu pengurus PKK melakukan kunjungan ke setiap kecamatan hingga ke desa-desa. Tak heran, berbagai keluhan rumah tangga masyarakat menengah kebawah bisa ditanganinya secara cepat.
“Ya almarhum sangat peduli ketika mendengar adanya masyarakat yang mengeluh soal ekonomi dan kesehatan. Makanya kami selaku TP PKK berbagi tugas untuk mengunjungi masyarakat hingga ke desa-desa sekaligus menyalurkan bantuan secara sosial dan mandiri,” imbuh Hilda begitu sapaannya.
Singkatnya dari cerita ini selama kurang lebih selama 5 bulan Gafrie Zainudin, sukses mengantar Kabupaten Mukomuko mendapat bupati dan wakil bupati definitif pertama kali yaitu Ichwan Yunus-Supardji. Meskipun daerah ini sudah memiliki bupati defenitif, namun nama Gafrie Zainudin masih melekat di hati masyarakat Kabupaten Mukomuko. Selain selama beliau menjabat tergolong dekat dengan masyarakat, juga dikarenakan istrinya Hilda, merupakan keturunan asli Kabupaten Mukomuko.
Tentunya rasa damai disaat kepemimpinan Gafrie Zainudin tidak terlepas dari peran aktif sang istrinya yaitu Hilda. Meski harus turun pagi pulang malam, Hilda terus membantu sang suaminya untuk berkunjung kepada masyarakat. Tujuan yaitu memberi rasa tenang kepada masyarakat untuk menyukseskan Pilkada. Juga mendukung program pemerintah. Bahkan saat ini Gafrie sempat membuat beberapa rancangan pembangunan yang harus dijalankan oleh bupati defenitif.
Akhir dari perjalanan Gafrie ini juga patut diketahui, sosoknya bisa langsung bisa berbaur dengan masyarakat Mukomuko, karena mertuanya Ibrahim Katar, sudah terlebih dahulu dikenal masyarakat. Bukan tanpa alasan, karena Ibrahim Katar dulunya pernah menjadi Camat Mukomuko Utara dan Camat Mukomuko Selatan. Sehingga dimanapun kecamatan yang dikunjungi oleh Gafrie dan istrinya nama Ibrahim Katar lebih duluan memperkenalkan mereka kepada masyarakat. (***)