BENUA ANTARIKSA NEWS.COM – Kisruh di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 10 Mukomuko masih belum selesai. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko masih tak bergeming dengan aksi mogok kerja para guru karena tidak kesepahaman dengan Kepala Sekolah (Kepsek).
Alhasil, siswa – siswi terlantar tak mendapatkan pengajaran dari guru-guru di sekolah tersebut. Lebih menghawatirkan lagi, para siswa – siswi di sekolah tersebut terancam melaksanakan ujian akhir sekolah atau ujian sekolah tanpa guru.
Menanggapi itu, Ketua Komite SMPN 10 Mukomuko, Eko Budi Purwanto menilai instansi terkait dalam hal ini Disdikbud terkesan acuh. Padahal para guru sudah melayangkan surat ke Dinas terkait perihal permasalahan di sekolah ini.
Dengan ini ia selaku ketua komite meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk datang mendengarkan aspirasi para guru dan orang tua murid, dan melakukan intervensi.
“Kami tidak menyalahkan siapapun, yang kami sesali kok kisruh ini dibiarkan saja. Karena ketidaklarasan para guru dengan kepala sekolah, merugikan pendidikan anak-anak di SMPN 10. Padahal Disdikbud induk dari pada para sekolah di daerah ini,” kata Eko pada awak media Benua Antariksa News.Com, Selasa (28/3/2023).
Kisruh di SMPN 10 Mukomuko ini juga mendapat perhatian dari para Alumni sekolah tersebut. Salah satunya Hartono yang juga Kepala Desa Agung Jaya, sangat menyanyangkan adanya polemik yang terjadi di sekolah tempat ia menimba ilmu dulu.
Menurutnya, selama sekolah itu berdiri baru kali ini terjadinya kisruh dengan adanya aksi protes mogok mengajar dari puluhan guru.Dengan ini ia mewakili segenap wali murid di sekolah tersebut berharap instansi terkait segera mengambil tindakan. Jika tidak, maka ratusan para siswa – siswi di sekolah ini yang dirugikan karena tidak mendapat pendidikan.
“Informasi yang kami dengar, baik dari komite maupun wali murid. Puluhan guru yang gelar aksi protes mogok ngajar ini menuntut Kepala Sekolah SMPN 10 ini diganti. Setelah adanya pergantian kepala sekolah baru mereka mau mengajar kembali seperti semula,” tutur Hartono.
Kepada awak media Benua Antariksa News, puluhan guru yang gelar aksi protes mogok ngajar juga mengatakan bahwa mereka menolak melaksanakan aktivitas belajar mengajar, sebelum kepala sekolah diganti. Dengan alasan mereka (para guru) merasa tertekan dengan kebijakan – kebijkan kepala sekolah. (Red)