BENUA ANTARIKSA NEWS. COM – Ada pihak yang memberi saran kepada Kepala Daerah Kabupaten Mukomuko, Sapuan-Wasri. Saran ini datang dari pengamat Hukum Tata Negara di Kabupaten Mukomuko, Muslim Chaniago, SH. MH.
Menurutnya, dalam mengambil kebijakan mutasi, rotasi dan promosi pejabat, Sapuan-Wasri harus punya niat untuk menciptakan pemerintah yang baik dan bersih. Juga harus memberi efek membangun optimisme publik terhadap pemerintah. Juga mengkaji supaya penyegaran bisa mengupayakan tindakan preventif pencegahan korupsi.
“Menurut saya, mutasi itu khusus di eselon III dan IV harus sering dilakukan. Karena bisa memutuskan kedekatan antara bawahan dengan atasan. Karena terlalu dekat bawahan dan atasan, akan membuka peluang melakukan tindak kejahatan. Untuk optimisme masyarakat tadi, tentu masyarakat punya banyak harapan pada pemerintah untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan,” ujar Muslim Chaniago.
Muslim juga menyarankan pemerintahan Sapuan mengimbangi antara kepentingan politik dan kepentingan publik secara umum. Ia tidak sependapat jika kebijakan penyegaran pejabat dilandasi dengan kebutuhan sukuisme. Karena publik membutuhkan Pemkab menjadi institusi yang netral dan objektif. Disarankan tetap profesional dalam memberdayakan sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar sesuai dengan keilmuannya.
“Publik itu akan marah jika memberdayakan pejabat yang tidak memiliki reputasi, loyalitas dan kredibilitas yang buruk. Yakinlah, publik tidak akan menilai SDM yang dipakai oleh Sapuan-Wasri berlandaskan sukuisme,” imbuh Muslim.
Fase tahun 2023 ini menurut Muslim, merupakan tahun politik. Disarankan Sapuan-Wasri lebih bijak dan berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Beban tugas dinilainya sangat berat. Diminta harus bisa berkomunikasi dengan rakyat. Karena tingkat konflik semakin tinggi. Ini tahun yang butuh birokrasi yang menghadapi tantangan yang berat.
“Ini tahun yang sulit, menantang dan penuh tekanan dan tantangan. Ciptakanlah birokrasi yang bisa berkomunikasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Jika birokrasi bekerja biasa-biasa saja, maka tidak akan bisa mengatasi multi masalah yang terjadi di tengah masyarakat,” lanjut Muslim.
Berdasarkan analisa Muslim, 2023-2024 menuntut kerja keras Sapuan-Wasri. Karena dua tahun ini kepemimpinan Sapuan-Wasri ditantang oleh kepentingan publik dan hajat pesta demokrasi Pileg, Pilpres dan Pilkada. Jika tidak didukung oleh birokrasi yang kuat, maka bisa menciderai kepemimpinan Sapuan-Wasri.
“Menciptakan birokrasi yang kuat, tentunya harus bijak dalam pemberdayaan SDM. Apakah di daerah ini kekurangan SDM? Tentu tidak. Hanya saja, sering terjadi blunder itu menempatkan SDM yang tidak sesuai dengan keilmuannya. Sehingga, mereka yang benar-benar memiliki kemampuan, tidak bisa berkarya,” pungkas Muslim. (Red)