BENUA ANTARIKSA NEWS.COM – Untuk saat ini Alga Merah diyakini tumbuhan yang pertama tumbuh di permukaan bumi. Berdasarkan penelitian para ilmuan dari Swedia, tumbuhan alga merah yang diperkirakan ada 1,6 miliar tahun lalu tampaknya terawetkan di batuan sedimen Chitrakoot di India tengah.
Peneliti dari Swedia mendeskripsikan fosil kecil organisme multiseluler (awal evolusi tumbuhan dan hewan) sebagai dua jenis ganggang merah. Diantaranya satu berbentuk linier dan yang lainnya bulat dan hidup di lingkungan laut yang dangkal dengan lapisan bakteri. Temuan ini juga menunjukkan bahwa evolusi organisme multiseluler 400 juta tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.
Para ilmuwan menemukan fosil di batuan sedimen yang berbentuk garis dan koloni ‘’sukulen’’ yang lebih kompleks. Keduanya memiliki ciri-ciri alga merah (sejenis rumput laut). Meski begitu, para ilmuwan tidak dapat seratus persen yakin akan materi yang sangat kuno ini karena tidak ada DNA di dalamnya. Namun, karakteristiknya sangat mirip dengan morfologi dan struktur ganggang merah.
Sebelum penemuan ini, diyakini bahwa fosil ganggang merah yang ditemukan di Kanada berusia 1,2 miliar tahun, sedangkan yang ditemukan di India berusia 400 juta tahun. Para ilmuwan ini juga telah mengidentifikasi bagian-bagian kloroplas dan struktur dalam sel tumbuhan, yang merupakan bagian dari proses fotosintesis.
Diyakini bahwa tanda-tanda kehidupan paling awal di bumi ada setidaknya 3,5 miliar tahun yang lalu. Bentuk kehidupan paling awal di bumi adalah organisme mikroskopis bersel tunggal, yang kemudian berkembang menjadi eukariota multiseluler yang lebih besar (terdiri dari sel-sel yang mengandung inti dan struktur lain dalam membran).
Sehingga sel-sel temuan ini menunjukkan bahwa sejarah kehidupan kompleks dalam bentuk eukariota (seperti tumbuhan, jamur, hewan, dan bahkan manusia) di bumi lebih panjang dan lebih kompleks dari yang kita duga sebelumnya.
Meskipun demikian, klaim tentang kehidupan kuno menjadi kontroversial karena tidak dapat membuktikan DNA. Konfirmasi tergantung pada apakah fosil lain dapat ditemukan. Selain itu, ada perdebatan tentang apakah Ganggang Merah termasuk dalam kerajaan tumbuhan atau apakah mereka termasuk kategori terpisah. Di era modern ini, sering kita temukan ganggang merah pada bahan pembuatan es krim dan rumput laut dalam kemasan sushi. Penelitian tersebut juga dipublikasikan di Plos Biology pada 14 Maret 2017.
Sementara itu, pada sebuah studi yang lebih baru ditemukan fosil rumput laut hijau tertua yang tercatat sebagai nenek moyang semua tumbuhan darat, hidup sekitar satu miliar tahun lalu. Para ilmuwan telah menemukan fosil dari apa yang mungkin merupakan ganggang hijau tertua yang pernah dikenal.
Rumput laut yang baru ditemukan itu disebut Proterocladus antiquus dan hidup sekitar satu miliar tahun yang lalu. Meskipun kecil, dengan panjang hanya sekitar 0,07 inci (2 milimeter), mereka memainkan peran besar: dapat menghasilkan oksigen melalui fotosintesis.
Penemuan ini menunjukkan bahwa tanaman hijau yang ada saat ini dapat ditelusuri kembali ke setidaknya satu miliar tahun yang lalu, dan evolusi pertama mereka dimulai di laut sebelum mereka memperluas wilayah mereka ke daratan. Hingga saat ini, para peneliti tidak memiliki bukti kuat bahwa ganggang hijau hidup selama itu. Sebaliknya, model komputer, termasuk yang didasarkan pada jam molekuler, menunjukkan bahwa tumbuhan berfotosintesis muncul antara era Paleoproterozoikum (2,5 miliar hingga 1,6 miliar tahun lalu) dan periode Cryogenian (720 hingga 635 juta tahun lalu).
Berbekal fosil yang telah mereka temukan, pada ilmuwan dengan yakin dapat mengatakan bahwa tumbuhan yang berfotosintesis, atau sebuah kelompok yang dikenal sebagai Viridiplantae, hidup setidaknya satu miliar tahun yang lalu, dan merupakan organisme multiseluler. (Red)